Terimakasih Tuhan,
Kau bawa kami dari masa ke masa.
Kau bungkus kesetiaan
Jalan dalam kemenangan
jalan hineni dan kemuliaan
Di taman keintiman
Kau bawa ku mengerti hatiMu
Melatih untuk terbang
tinggi dan cepat
kuat melekat di jantung hatiMu
Reff :
Jangan berhenti tuk trus mendidikku.
Simpan ku dalam perkenananMu.
Sampai puncak lawatan
karakter dan unity,
tuntas sampai akhir.
Hujaniku trus dengan anugrahMu.
Ke tujuh Roh Mu hidup dalamku.
Sampai kedatanganMu.
Kita bertemu di awan.
Sampai TOV sampai semua....
sungguh amat baik.
Saya mendengar lagu ini pertama kali ketika mengikuti acara bahtera di JKI. Ketika itu saya datang terlambat, kemudian duduk di kursi daerah belakang, dan mendengar lagu ini.
Saya tersentuh mendengar pujian ini dinaikkan.
Ketika itu, di tengah2 nyanyian, seorang hamba Tuhan mengatakan beberapa hal yang benar-benar membuat saya menangis dan menjerit dalam roh.
Dia berkata bahwa kita tidak pernah layak menjadi anakNya. Kita selalu menyakiti hatiNya. Kita tidak pernah memikirkan kehendakNya.. Bahkan meskipun kita memikirkanNya, kita berpikir untuk kedagingan kita.
Hidup kita itu seperti pasir yang berada dalam tubuh kerang mutiara. Kita selalu mnyakitiNya, tetapi Tuhan mau menyimpan kita dalam perkenananNya. Dalam kesetiaanNya Dia mendidik kita. Seperti halnya dengan kerang yang mau - meskipun sakit, menyimpan pasir dalam tubuhnya. Mengolah pasir itu dengan enzim di tubuhnya, sampai mencapai puncak karakter, kesatuan.
Saya menangis, karena saya merasa masih terlalu sering menyakiti hati Tuhan. Tapi Tuhan masih menyimpanku dalam perkenananNya. Dia masih mau mendidikku, sampai titik di mana saya mencapai puncak lawatanNya. Mencapai puncak karakter yang keras, kuat dalam iman dan bersinar seperti mutiara. Sampai seluruh partikel dalam hidupku dan seluruh bagian hidupku menyatu untuk tujuan muliaNya.
Saya bersyukur Tuhan masih menghujaniku trus dengan anugrahNya, seperti halnya kerang yang membasahi pasir dengan cairan enzimnya. Saya percaya Tuhan melakukan semua itu karena kasihNya yang besar, untuk menjadikanku seperti mutiara yang sempurna, tak bercacat dan sungguh amat baik.. :'D
Satu hal yang saya merasa benar-benar terpukul adlh terlalu sering saya berpikir bahwa sayalah kerang itu. Pasir yang masuk adalah masalah dalam hidup saya, dan saya harus belajar menerima semua itu dan menunggu untuk melihat keindahan pada akhirnya..
Itu filosofi hidup yang ditawarkan dunia selama ini padaku. Padahal semuanya salah. Masalahku sudah ditanggung Tuhan Yesus ketika Dia menebus hidupku. Satu-satunya masalahku adalah sampai saat ini seringkali saya masih menjadi pasir dalam hati Tuhan. Saya menyakitiNya, dan yang paling mengharukan adalah ketika dalam 'kesakitanNya', Dia masih menerima hidupku, untuk mendidik dan melawatku tuntas sampai akhir.
Itu semua anugrah terbesar dalam hidupku. Aku bersyukur menyadari bahwa sekarang semua hal duniawi adalah sampah, karena pengenalan akan Yesus jauh lebih mulia dari semuanya itu... :'D
#diambil dari catatan fb salah seorang penulis
Kesaksian Lagu TOV
Posted by APOSTOLOS on Rabu, 11 Februari 2015
|
Popular Posts
-
BAPA, AJARKU MENGENAL APA YANG ADA DI HATI-MU BAPA, BUATKU MENGERTI KEHENDAK RENCANA-MU DALAM HIDUPKU BIAR HATIKU MENGASIHI-MU, BUAT HA...
-
ENGKAU ADA BERSAMAKU DI TIAP MUSIM HIDUPKU TAK PERNAH KAU BIARKAN ‘KU SENDIRI KEKUATAN DI JIWAKU ADALAH BERSAMA-MU TAK PERNAH KURAGUKAN...
-
Tolong doakan bagi Gereja di India. Ekstremis Buddha di India membakar 20 gereja tadi malam. Malam ini ingin menghancurkan, lebih dari 20...
-
Terimakasih Tuhan, Kau bawa kami dari masa ke masa. Kau bungkus kesetiaan Jalan dalam kemenangan jalan hineni dan kemuliaan
-
Hari ini, setelah membaca alkitab, Tuhan membuka pemikiranku, saya mendapat berkat dan pemahaman baru tentang sebuah perikop dalam alkitab....
0 komentar:
Posting Komentar